Museum Macan – Postingan pertama ini, kami mau coba share tentang museum yang baru aja dikunjungin. Sebelumnya, apa sih yang ada di pikiran kamu pas denger kata “museum”? Mungkin kamu akan mikir semacam bangunan kuno, tua atau bahkan horor, tempat yang nyimpen benda-benda bersejarah dari orang-orang terdahulu. Kalau kamu mikirnya gitu, berarti kita sama, jodoh bukan ya? *eh
Nah, anggapan itu seketika kami tepis gara-gara Museum yang satu ini nih!Museum ini bener-bener ngerubah sudut pandang kami dari anggapan yang buruk tadi menjadi tempat edukatif yang comfy, chill out dan instagramable banget. Segala hal yang ada di sana, bikin kamu betah berlama-lama guys! Ah masa? Emang kaya apa sih museumnya? Kuy, coba baca bahasan lengkapnya. Gajaaa!
Mengenai Museum
Museum ini dikasih nama Museum Macan. Isinya bukan kumpulan para macan tutul atau macan kumbang ya, tapi Macan itu singkatan dari Museum of Modern and Contemporary Art in Nusantara. Cek: https://www.museummacan.org/
Museum ini adalah museum seni pertama di Indonesia loh yang diresmikan awal November 2017 lalu. Masih fresh bangeeet kan. Menurut info yang kami dapet nih, kolektor dari Museum ini butuh waktu ±25 tahun buat ngumpulin 800 karya seni yang dipamerkan di Museum ini. Lama bangeeeet kan? Umur kami aja belum nyampe segitu (omong-omong kita ini masih muda).
Tapi emang bener sih kata pepatah yang bilang “Hasil tidak akan mengkhianati proses”, dan taraaa terlahirlah Museum Macan ini. Fyi, Museum ini udah berstandar Internasional dan bisa dikunjungi untuk semua kalangan dan usia. Ada banyak bule juga loh disana (okey skip yang satu ini). Karya yang disajikan pun banyak macamnya, dari yang old sampai yang now. Btw, kenapa sih gak satu tema aja gitu, misalnya hanya seni kontemporer atau seni modern aja? Kenapa harus dua-duanya? Hmmm, sesuai dengan tema Museum Macan ini guys:
“Art Turns, World Turns“, bahwa seni itu mengalir, berkembang dan dinamis.
Isi dari museum ini itu berisikan karya-karya seni yang terus berkembang dari masa ke masa yang dibagi jadi 4 periode dan dikelompokkan dengan tema di bawah ini, diantaranya:
-
Land, Home, People (1800an-1945).
Pada era pertama ini, kronologisnya terjadi semasa penjajahan sebelum era kemerdekaan dan Indonesia di bawah kependudukan kolonial. Ceritanya, seniman barat terpesona dengan keindahan alam dan tradisi Negara kita nih Indonesia. Sehingga mereka menuangkannya dalam sebuah karya-karya secara ideal dan eksotis. Dan pada akhirnya, para seniman setempat dipengaruhi untuk menggambarkan lingkungannya sendiri. Di sini, para pengunjung dapat melihat bahwa seni dapat membentuk sebuah gagasan visual yang spesifik mengenai alam, lanskap dan kepulauan Indonesia sebelum kemerdekaan.
-
Independence and After (1945-1965).
Bagian kedua ini nyeritain tentang perjuangan mempertahankan kemerdekaan setelah perang dunia kedua dan proklamasi kemerdekaan Indonesia. Seniman Indonesia pada masanya, menampilkan karya yang bertema nasionalis untuk mengilhami masyarakat luas. Berbeda dari era pertama, di era kedua ini seniman menggambarkan kehidupan dan keseharian rakyat Indonesia yang sesungguhnya. Jujur sih, cukup merinding liat lukisannya, Merdeka atau Mati!
-
Struggles Around the Form (1965-1998).
Bagian ketiga ini antara tahun 60-70an seniman Indonesia terus membangun dan mengembangkan seni artistik dengan membangun hubungan dengan negara-negara lain. Jadi karya-karya yang dihasilkan lebih universal dan eksperimental.
-
The Global Soup (1998-NOW),
Nah era yang terakhir ini, bisa kita sebut “wajah baru” dari seni Indonesia. Karena lebih memberikan kebebasan artistik dalam berkarya sehingga dapat melahirkan generasi seniman kontemporer yang lebih beragam dan go Internasional yang kini semakin tumbuh pesat dari tahun ke tahun.
Gimana? Seru kan? Kamu tuh bakal ngerasa diajak menjelajah perkembangan seni dari waktu ke waktu dengan cara yang seruuuu banget!
Lokasi
Lokasi Museum Macan ada di AKR Tower Level MM, Jl. Panjang No 5, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, tempatnya strategis dan gak jauh kok dari gedung RCTI, so buat kamu yang mau kesini insyallah gak bakal nyasar. Akses kesini bisa ditempuh pake kendaraan pribadi atau naik transportasi umum, bisa pake kereta, busway atau bahkan abang ojek online.
Kalau kamu Angker (anak kereta), kalian tinggal turun di stasiun Pesing terus bisa pesen transportasi online dari situ menuju lokasi, atau kamu lebih suka naik busway?, kamu bisa turun di halte Kebon Jeruk, dan tinggal jalan kaki deh ±10 menit, itung-itung bakar kalori guys. Kebetulan kami kemarin kesana pake motor guys, efektif dan efesien as always. Sampai disana, kamu bisa langsung masuk ke gedung dan naik lift ke lantai P2. Oya, untuk hari dan jam operasionalnya, Museum Macan buka setiap Selasa-Minggu mulai jam 10.00-19.00 WIB. Jadi jangan sekali-kali datang pas Senin ya, karna pasti tutup.
Biaya
Untuk biaya sih menurut kami cukup relatif. Buat Dewasa dikenakan Rp 50.000,- buat pelajar/mahasiswa/lansia Rp 40.000,- dan buat anak-anak Rp 30.000,- belinya bisa lewat online atau bisa langsung di tempat kalau kamu mau antri. Saran kami sih mending beli online aja, tapi kalau mau on the spot ya mendingan datang pagi ya sebelum jam 12.00 WIB. Kalau waktu itu kami datang sekitar pukul 11.30 WIB dan antrian tiket gak terlalu panjang. Alhamdulillah.. Selain itu, gak ada batasan waktu juga kamu mau berapa lama di sana, seharianpun kalau mau bisa, hehe. Yang penting tiket kalian jangan hilang ya.. karena kamipun sempat keluar masuk untuk shalat di Lt. B2
Peraturan yang WAJIB Ditaati
Dimanapun kita berada, kita dituntut untuk menaati peraturan yang berlaku di tempat yang kita pijaki. Termasuk di Museum ini ya, guys! Museum ini tentunya juga memiliki peraturan, diantaranya:
- Tidak boleh menyentuh karya seni
- Tidak boleh menyender di tembok
- Tidak boleh foto menggunkan flash
- Tidak membawa makanan dan minuman dari luar
- Menitipkan barang bawaan yang besar ke loket penitipan
Penjaga atau pengawas di Museum ini pun ada banyak bangeeeet, jadi gerak gerik kita pasti diperhatikan, dan bila melanggar ya langsung ditegur. Jadi, jangan lupa taati peraturan yang berlaku ya!
Spot Foto Terbaik
Oya, karya di Museum ini bukan cuma berasal dari seniman Indonesia aja ya, tapi juga ada yang dari Jepang, Tiongkok, Eropa, Amerika dan lainnya. Nah, karya yang paling hits dan padat merayap untuk dilihat adalah “Infinity Mirror Room” by Yayoi Kusama dengan judul “Brilliance of The Souls (2014)”. Seniman asal Jepang yang sekarang usianya udah hampir 87 tahun.
Must you know, guys!. Yayoi Kusama ini menderita penyakit langka yang namanya ‘rijinsho’. Itu semacam penyakit mental yang ngebuat penglihatan dipenuhi selubung titik dan halusinasi. Tapi kita tahu kalau Tuhan itu maha adil guys, dibalik kekurangan Tuhan kasih kelebihan. Ya, dari kekurangan tersebut beliau mengubahnya dan menghasilkan karya-karya yang daebaaaak banget! Karya-karya beliau memiliki ciri khas polkadot dan bewarna-warni sama seperti Infinity Mirror Room ini.
Buat masuk ke dalam Infinity Mirror Room kalian mesti stand by kamera dan kaki kamu harus kuat. Kenapa? karna antrian panjaaaaaaang banget! dan di dalam, kamu cuma boleh masuk maksimal 2 orang dengan waktu 30 detik, tapi kalau normal (antrian gak membludak) kamu dikasih waktu lebih lama, 45 detik. Sesuatu kaaaaan, kalau antrian membludak kaya yang kami kemarin, kamu harus antri berdiri 30-45 menit, sedangkan di dalam cuma 30 detik hahaha.
Kemarin di dalam ruangan ada petugas yang ngasih tau dimana kamu harus berdiri, karena emang sempit banget, dan di luar ruangan ada time keeper yang ready ngetuk pintu setelah 30 detik berlangsung. Tapi gak masalah, itu memang peraturan yang harus pengunjung taati dan itu juga sebagai bentuk perlindungan karya agar tetap terawat supaya gak gampang rusak. Lagipula, kalau menurut kami, 30 detik di dalam itu kebayar banget kok dengan pemandangan karya seni yang pengunjung nikmati.
Childrens Area yang Epic!
Kami udah bilang kan diatas kalau Museum ini cocok banget buat semua umur, nah selagi para orang dewasa menikmati karya seni yang ditampilkan, gak ada salahnya untuk para anak dikenalkan mengenai seni sedari kecil. Floating Garden karya Entang Wiharso ini merupakan ruang seni yang didedikasikan untuk anak-anak. Bertemakan Taman Apung, banyak instalasi dan karya seni yang menggantung di dinding ruangan ini. Ada seperangkat alat tulis dan gambar yang bakal dipinjamkan sama petugas untuk anak-anak menuangkan kreatifitas mereka disana.
Tadinya kami mau coba ikutan gambar tapi Mba petugasnya bilang, “Maaf mba-mba ini cuma untuk anak-anak”, kami cuma bisa ber “oh” ria. Dan disini tangan kamu pasti gatel pengen pegang instalasi karya seni nya karena posisinya yang menggantung ria, tapi kami ingetin sekali lagi “Jangan menyentuh karya seni apapun” karena kami sempet khilaf dan ditegur juga gara-gara ini, so jangan sampai kamu bernasib sama ya. Hehe..
Gimana? udah gak sabar buat kesana kan jadinya? Yuk, masukin Museum Macan ke bucket list akhir pekan kalian.
Semoga bermanfaat, dan mohon maaf jika masih banyak kekurangan ya. Selamat liburan!
“Happiness will never come to those who don’t appreciate what other peoples already do”
-Ujame Gaja!-
2 Komentar
wah museum ini kok kece, walau aku bukan pecinta seni. worth it juga untuk dikunjungi 🙂
Yuk mba, bisa nih dimasukin ke list tempat yang harus dikunjungin pas long weekend besok hehe. Yakin gak bakal nyesel sih ini.